Piyu and Upi Got Sickness at Examinations Day


Seingatku hari ke 3 ujian tulis gelombang 2 kondisi fisik peserta ujian mulai menurun yang di sebabkan oleh cuaca yang tak bersahabat this rainydays. Disitu pula kami tetap terus belajar  untuk persiapan mapel besok pagi,walau mata,mulut,tangan tetap terus berusaha tuk konsentrasi dalam belajar disertai dengan jaket tebel,kaos kaki,sarung tangan,cemilan tak lupa buku pelajaran tuk ujian besok pagi .kadang kala kami juga merasa lelah,letih sampai tertidur di tengah jam belajar malam dan siap-siap mendapat hukuman dari ustadzah musyrifah, pengawas ujian tulis yang membangunkan kami dengan pukulan diatas meja,kadang jeweran keras,buku pelajaran diambil dan terakhir siap-siap kena hukuman,example setoran langsung apa yang di pelajari kadang itu pula kami merasa tak siap..(haduuhhh,panteslah abis pergi ke alam mimpi…wkwk),belajar sambil berjalan sekitar aula kabir,besar.,de el el..pokoknya cara ustadzah memotivasi kami dalam belajar mempunyai berbagai cara yang unik,dan hanya bisa di nikmati di pesantren doank.sedang kami..ikhlas dan sabar saja walau kadang di kagetin sampai merasa kesal yang tak ada habisnya..ckckck..(kewalahan nihh..-_-‘’)
Ba’da magrib itu Piyu jatuh sakit,entah gak tahu punggungnya ato apa lah..maklum Piyu punya badan yang relative mungil,punya semangat yang tinggi dan disitu pula dia juga gampang sakit akibat  kecapekan. sebab dia belajar sambil ngurus jalannya PSA (Panitia Siswi Akhir).dan dari situ pula ana merasa kasihan..sebab masa-masa ujian yang berat seperti ini dia sakit jadi demam yang kadang naik kadang turun selama 3 hari.dia juga hampir nangis saat merasa benar-benar sehat,tapi sayang panas mulai kambuh sampai ana yang harus mengurusnya.untunglah ana masih dapat kesempatan wat jawab soal imtihan,ujian.walau di mataku rumit tapi di hati dan ingatanku tetap teguh pada apa yang telah ana usahain..thanks God!
Dan waktu yang bersamaan itu pula Upi juga sakit tapi dalam kondisi ringan,hanya saja dia terkena biduran yang entah dari mana asalnya.padahal dia gak pernah punya alergi yang namanya biduran, hanya saja mungkin secara fisik biduran itu untuk sementara waktu. Jadi selama Upi sakit, dia juga tetep terus belajar hanya saja beda tempat,karena angin malam yang begitu dingin membuat gatal-gatal di sekujur tubuhnya bertambah luas. Maka saran yang paling tepat adalah tetap terus berada di dalam kamar dengan selimut tebal berlapis-lapis! Wow. Get will soon Upi,biar bisa belajar and kemana-mana bareng lagi.
Alhamdulillah..kondisi Piyu makin hari makin baik..dan disusul pula Upi yang bidurannya pun akin hari makin mengecil dan hilang,yang awalnya ana kasih saran cara menghilangkan biduran dengan candaan yang tak masuk akal hahaha..lumayan buat ngilangin rasa sedihnya dia,its ok.and also sesuatu banget dari Piyu “tie sarah..maaf ya, tiap ana sakit..ana sering ngerepotin antum..”tulisnya di kertas post it bergambar owl favoritnya yang di temple di depan pintu lemariku. Diam -diam ana tersenyum dan mengambilnya lalu aku temple kembali di buku diaryku.” Gak papa koq..” balasku diketas itu.
”my god, makasih untuk semua..dengan seperti ini ana tahu bagaimana ikhlas dan sabar menolong teman-temanku saat mereka kesusahan,entahlah semoga ini..kisahku yang akan menjadi hikmah yang baik dalam hidupku” tulisku dalam lembaran diaryku. Kalian sih..emang ngerepotin,bikin sebel,capek, saat butuh bantuan sama ane..tapi dari itu kalian tetaplah temen yang ana percayain dan selalu ana kangenin!.kalian pasti juga pernah ngalamin hal yang begitu..iya kan? Itulah ceritaku saat-saat susah tapi temen kita juga merasa paling susah sampe jatuh sakit,karena dalam hati sudah di tanam rasa simpati,sabar,ikhlas pastilah semua yang kita lakukan akan terasa mudah.dan itu bukan kita alami di dunia pesantren saja,tapi kita juga kan mengalami di dunia luar..its right?.
Oke sampai sini post dari ana dan ikuti terus kisahku di selanjutnya,dan jangan lupa beri like dan komentar yahh >,< Makasih!



0 komentar:

Posting Komentar